Home ยป Hanya Ada 2 Gelandang dan 2 Penyerang, PSSI Terlalu Banyak Naturalisasi Pemain Berposisi Bek

Hanya Ada 2 Gelandang dan 2 Penyerang, PSSI Terlalu Banyak Naturalisasi Pemain Berposisi Bek

by admin

PSSI tidak melakukan pemerataan dalam kebijakan naturalisasi, pemain yang dicomot dari Eropa kebanyakan berposisi bek.

Timnas Indonesia belum memiliki kedalaman skuad yang cukup merata dalam hal pemain naturalisasi.

Dalam daftar 27 pemain dipanggil pada Oktober, terdapat 13 pemain keturunan yang dibesarkan di luar negeri.

Jumlah tersebut belum termasuk Elkan Baggott yang diasingkan dan Justin Hubner yang cedera.

Jika dipecah menjadi per posisi, maka lini belakang menjadi posisi paling mewah.

Dalam kolam pemain naturalisasi, tercatat ada sepuluh pemain berposisi bek, padahal Shin Tae-yong paling banyak memainkan lima bek dalam formasinya.

Sembilan bek naturalisasi itu meliputi Sandy Walsh, Jay Idzes, Mees Hilgers, Jordi Amat, Baggott, Hubner, Eliano Reijnders, Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On.

Jumlah itu bisa menjadi sepuluh setelah Kevin Diks resmi menjadi WNI dalam beberapa waktu mendatang.

Kondisi di atas membuat dua bek sayap terbaik produk Liga 1, Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan, menjadi cadangan mati.

“Ini supaya pilihan-pilihan pelatih semakin bagus dan banyak,” kata anggota exco Arya Sinulingga.

“Kedalaman lini belakang kami semakin kuat.”

“Persaingan semakin keras untuk masuk timnas Indonesia,” lanjutnya.

Di posisi kiper yang hanya membutuhkan satu pemain per pertandingan, hanya ada satu nama naturalisasi, yaitu Maarten Paes.

Masalah baru muncul di sektor tengah dan gelandang, yang tergolong tipis dengan pemain pelapis dari kompetisi lokal.

Di posisi gelandang, hanya ada dua sosok keturunan, yaitu Thom Haye dan Ivar Jenner.

Jika salah satu dari keduanya absen, masih ada Nathan Tjoe-A-On yang bisa bermain sebagai gelandang.

Situasi itu membuat pemain produk Liga 1 seperti Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, hingga Malik Risaldi, masih bisa mendapat menit main.

Di lini depan, hanya ada dua nama, yaitu Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen.

Keduanya nyaris tanpa pelapis dan hampir pasti selalu menjadi starter karena ketiadaan pengganti sepadan dari Liga 1.

Struick yang dijuluki “klemer” pun terpaksa terus bermain karena penyerang dalam negeri tak bisa menggoyang posisinya.

Dari tim junior, hanya Jens Raven yang berasal dari kalangan keturunan dan itu pun dinyatakan Shin Tae-yong belum pantas promosi ke timnas senior.

Apakah PSSI akan segera memperkenalkan pemain naturalisasi anyar berposisi gelandang atau penyerang?

BERITA TERKAIT